إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى
فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ
بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ
لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ وَابْتَغِ فِيمَا
آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ
كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ
لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“ Sesungguhnya Qarun
adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami
telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika
kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.”.(QS. al-Qashas 76-77)
Pentingnya Mempelajari Sejarah
Allah
menceritakan kisah-kisah orang dahulu dalam al-Qur’an, agar dijadikan pelajaran
dan pedoman hidup bagi orang-orang yang datang sesudahnya. Kisah-kisah tersebut
bukanlah sekedar dongeng belaka, tetapi sebuah fakta dan kejadian nyata agar
manusia merenunginya. Allah berfirman :
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي
الْأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ
وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang beriman.” ( Qs. Yusuf :
111 )
Sejarah berisi
tentang orang-orang yang sukses bagaimana perjuangan, kesungguhan dan kesabaran
mereka telah mengantarkan mereka kepada kesuksesan. Begitu juga berisi tentang
orang – orang yang gagal dan binasa, dan bagaimana kesombongan. keserakahan dan
kedhaliman mereka telah mengantarkan mereka kepada kehancuran.
Kekerabatan Bukan Jaminan Masuk Syurga
Hubungan
kekerabatan dengan para nabi maupun orang shaleh, tidaklah mengantarkan seseorang
ke dalam syurga. Qarun adalah sepupu nabi Musa dan termasuk pengikut nabi Musa,
tetapi dia adalah orang yang celaka, karena sombong dan mendustakan Allah.
Begitu juga Abu Lahab dan Abu Jahal adalah paman nabi Muhammad, tetapi kedua
tangannya celaka, sebagaimana firman-Nya :
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
“Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya
dan apa yang ia usahakan.” ( Qs.
al-Lahab : 1-2)
Anak nabi
Nuh termasuk orang-orang yang tenggelam dan menjadi ahli neraka, sebagaimana
firman-Nya :
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ
وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ
مَعَ الْكَافِرِينَ (42) قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ
لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا
الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
“Dan bahtera
itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil
anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku,
naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang
yang kafir." Anaknya menjawab:
"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air
bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab
Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi
penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang
ditenggelamkan.” ( Qs Hud : 42-43 )
Istri nabi
Nuh dan istri nabi Luth, keduanya termasuk ahli neraka, sebagaimana firman-Nya
:
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ
نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا
فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
“Allah
membuat istri Nuh dan istri Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya
berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba
Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua
suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan
dikatakan (kepada keduanya); Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk
(neraka)".( Qs. at-Tahrim : 10 )
Maha Benar
Allah yang menyatakan bahwa ketika datang hari kiamat maka terputuslah semua
tali kekerabatan, yang bermanfaat hanyalah amal shaleh. Allah berfirman :
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ
يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ
“Apabila
sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada
hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya.” ( Qs. al-Mukminun : 101 )
Sumber : Ahmadzain.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar