Cari Blog Ini

Jumat, 09 Januari 2015

Anda Ingin Menasehati? Perhatikan ini



Diceritakan bahwasanya Hasan dan Husein melewati seorang lelaki tua yang sedang berwudhu, namun ia tidak menyempurnakan wudhunya. Kemudian Hasan dan Husein sepakat untuk menasehati lelaki tersebut dan mengajarkannya bagaimana cara berwudhu yang benar. Maka mereka berdua berdiri di samping lelaki tua itu, dan berkata kepadanya, “ Wahai paman, lihatlah, manakah di antara kami berdua yang paling baik cara berwudhunya.”

Kemudian mereka berdua berwudhu, dan lelaki tua itu memperhatikan dan menyaksikan bahwasanya mereka berdua menyempurnakan wudhunya. Seketika itu, lelaki tua tersebut mengetahui bahwasanya dia lah yang tidak menyempurnakan wudhunya dan berterima kasih kepada Hasan dan Husain karena telah menasehati dan menegurnya tanpa menyakitinya.

Dari kisah tersebut, kita mengetahui bahwa nasehat merupakan salah satu pilar di antara pilar-pilar agama Islam. Allah ta’alaa berfirman,

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“ Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al-‘Ashr: 3)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ

“ Sesungguhnya agama adalah nasehat.” Para sahabat bertanya, “ Untuk siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “ Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum muslim. ” (Riwayat Abu Dawud, no. 4944)

Dan bagi seseorang yang hendak menasehati, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan jika ia ingin menasehati orang lain.

1. Ikhlas dalam menasehati, tidak semestinya ia menampakkan bahwa dirinya yang paling bijak, atau menasehati dengan tujuan untuk memperolok orang yang hendak dinasehatinya. Ia menasehati hanya untuk mengharap ridho Allah. Maka sebaiknya ia menggunakan kata-kata yang lembut dan baik, karena perkataan yang baik adalah kunci terbukanya pintu hati seseorang. Allah ta’alaa berfirman,

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl: 125)

2. Menasehati saudaranya secara diam-diam (bicara empat mata), bukan menasehati atau membuka aibnya di hadapan banyak orang. Sehingga dengan menasehati secara diam-diam, seseorang tidak mempermalukan saudaranya, ataupun menyakiti perasaan saudaranya sesama muslim.

3. Yang juga perlu diperhatikan bagi seseorang yang hendak menasehati adalah, tidak menutup-nutupi kebenaran. Kita harus memberitahukan ‘aib yang dilakukan saudara kita kepadanya (jika ia melakukan kesalahan yang tidak ia sadari) dan jangan menyembunyikannya darinya. Ini merupakan salah satu di antara hak-hak sesama muslim. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم حَقُّ اَلْمُسْلِمِ عَلَى اَلْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ, وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ, وَإِذَا اِسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ, وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اَللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ, وَإِذَا مَاتَ فَاتْبَعْهُ

“ Hak muslim terhadap muslim ada enam perkara,” Para sahabat bertanya, “ Apa itu? Wahai Rasulullah.” Rasulullah menjawab, “ Jika kalian bertemu maka ucapkanlah salam, jika kalian di undang maka penuhilah, jika ia meminta nasehat maka berilah nasehat, dan jika ia bersin maka ucapkanlah alhamduliiah, jika ia sakit maka jenguklah, dan jika ia meninggal maka antarkan ia ke liang kuburnya.” (Shahih Muslim, no. 2162)

Islam adalah agama yang menganjurkan pemelukny auntuk saling membantu dan saling menasehati. Agar sesama muslim saling memperhatikan saudaranya, sehingga seorang muslim dapat menjadi cerminan bagi saudaranya sesama muslim. Dan dengannya mereka dapat memperoleh keutamaan dan kebenaran.

Bayangkan jika seluruh umat manusia saling menasehati, mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Bukankah dengannya Allah akan menuntun kita menuju kebaikan, bagi agama dan dunia kita.

Allah ta’alaa berfirman,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah: 71).
Wallahu a’lam bish-shawaab.

Sumber : Alislamu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar